Saturday, December 17, 2016

Apa Itu Sistem Rujukan?

                      Sistem Rujukan
                       a.    Konsep sistem rujukan
Adapun yang dimaksud dengan sistem rujukan di Indonesia, seperti yang telah dirumuskan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 001 tahun 2012 ialah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggungjawab  pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal.
Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-balik atas masalah yang timbul baik secara vertikal (komunikasi antara unit yang sederajat) maupun horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah) ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi (Syafrudin & Hamidah, 2009).
                        b.    Jenis rujukan
      Terdapat dua jenis istilah rujukan  yakni :
1)     Rujukan kesehatan
Rujukan kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan uang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan operasional
2)     Rujukan medik
Rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu menangani secara rasional. Jenis rujukan medik antara lain: (1). Transfer of patient yaitu konsultasi penderita untuk keperluan diagnosis, pengobatan, tindakan operatif dan lain –lain. (2). Transfer of specimen yaitu pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap. (3). Transfer of knowledge / personal yaitu pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat.

                         c.    Tata laksana rujukan
Tatalaksana rujukan diantaranya adalah internal antar-petugas di satu rumah; antara puskesmas pembantu dan puskesmas; antara masyarakat dan puskesmas; antara satu puskesmas dan puskesmas lainnya; antara puskesmas dan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya; internal antar-bagian/unit pelayanan di dalam satu rumah sakit; antar rumah sakit, laboratoruim atau fasilitas pelayanan lain dari rumah sakit.
                        d.    Kegiatan rujukan
Kegiatan rujukan terbagi menjadi tiga macam yaitu :
1)     Rujukan Pelayanan Kebidanan
Kegiatan ini antara lain berupa pengiriman orang sakit dari unit kesehatan kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap; rujukan kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan, dan nifas; pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti kasus-kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis; pengiriman bahan laboratorium; dan jika penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan kirimkan ke unit semula, jika perlu diserta dengan keterangan yang lengkap (surat balasan).
2)     Pelimpahan pengetahuan dan keterampilan
Kegiatan ini antara lain :
a.      Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan melalui ceramah, konsultasi penderita, diskusi kasus, dan demonstrasi operasi.
b.     Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan mereka ke rumah sakit yang lebih lengkap atau rumah sakit pendidikan, juga dengan mengundang tenaga medis dalam kegiatan ilmiah yang diselenggarakan dengan tingkat provinsi atau institusi pendidikan.
3)     Rujukan informasi medis
Kegiatan ini antara lain berupa :
a.      Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim.
b.     Menjalin kerjasama dalam sistem pelaporan data-data parameter pelayanan kebidanan, terutama mengenai kematian maternal dan prenatal. Hal ini sangat berguna untuk memperoleh angka secara regional dan nasional.

                         e.    Keuntungan sistem rujukan
Keuntungan sistem rujukan adalah :
1)     Pelayanan yang diberikan sedekat mungkin ke tempat pasien, berarti bahwa pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah dan secara psikologis memberi rasa aman pada pasien dan keluarga.
2)     Dengan adanya penataran yang teratur diharapkan pengetahuan dan keterampilan petugas daerah makin meningkat sehingga makin banyak kasus yang dapat dikelola di daerahnya masing – masing.
3)     Masyarakat desa dapat menikmati tenaga ahli

                         f.    Persiapan rujukan
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarganya. Jika terjadi penyulit, seperti keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai, dapat membahayakan jiwa ibu dan atau bayinya. Jika perlu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan dan perawatan hasil penilaian (termasuk partograf) yang telah dilakukan untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
Jika ibu datang untuk mendapatkan asuhan persalinan dan kelahiran bayi dan ia tidak siap dengan rencana rujukan, lakukan konseling terhadap ibu dan keluarganya tentang rencana tersebut. Bantu mereka membuat rencana rujukan pada saat awal persalinan(Syafrudin & Hamidah, 2009).
Kesiapan untuk merujuk ibu dan bayinya ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu menjadi syarat bagi keberhasilan upaya penyelamatan. Setiap penolong persalinan harus mengetahui lokasi fasilitas rujukan yang mampu untuk penatalaksanaan kasus gawatdarurat Obstetri dan bayi baru lahir dan informasi tentang pelayanan yang tersedia di tempat.
Petugas kesehatan (medis atau bidan) harus menyiapkan perlengkapan rujukan yang diawali dengan informasi yang cukup kepada pasien dan keluarga. Kolaborasi diperlukan pada penanganan awal, sesaat dan setelah persiapan rujukan dengan memenuhi standar asuhan penanganan kasus rujukan kehamilan maupun persalinan.
Referensi : 
Syafrudin, & Hamidah. (2009). Kebidanan Komunitas (2012th ed.). Indonesia: EGC, Jakarta.
 

No comments:

Post a Comment